Kotabaru – Pemerintah Kabupaten Kotabaru menunjukkan komitmen kuat dalam menurunkan angka stunting melalui pelaksanaan Rembuk Stunting 2025 yang digelar di Ruang Rapat Partisipasi Lantai 3, Bapperida Kotabaru, Kamis (22/05/2025). Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Kotabaru, Syairi Mukhlis.
Acara strategis tersebut dihadiri unsur Forkopimda, Asisten Pemerintahan dan Kesra Minggu Basuki, Ketua Tim Penggerak PKK Suci Anisa, Kepala SKPD, camat, hingga seluruh kepala desa se-Kabupaten Kotabaru. Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan semangat kolaboratif dalam menangani isu stunting secara menyeluruh.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Syairi Mukhlis menegaskan bahwa rembuk stunting merupakan langkah penting dalam menyinergikan intervensi spesifik dan sensitif yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Ia menyebut, kegiatan ini juga merupakan bagian dari komitmen nasional untuk percepatan penurunan stunting menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Kami ingin Kotabaru menjadi contoh daerah yang berhasil menurunkan angka stunting dengan pendekatan yang cepat, tepat, dan menyeluruh. Kunci keberhasilan ada pada sinergi lintas sektor serta pelibatan aktif masyarakat, kader, dan tenaga kesehatan,” ujar Syairi.
Sementara itu, Kepala DPPPAPPKB Kotabaru Sri Sulistyani dalam paparannya menyampaikan bahwa prevalensi stunting di Kotabaru berhasil ditekan secara signifikan. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI/SSGI), angka stunting turun dari 31,6% pada 2022 menjadi 20,1% pada 2023.
Sri menambahkan, target pemerintah pusat adalah menurunkan angka stunting secara bertahap menjadi 14,4% pada tahun 2029, dan mencapai 5% pada 2045 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.
“Pengalaman sejak 2018 menjadi bekal penting bagi kami. Ke depan, program yang telah terbukti efektif akan terus dilanjutkan, sementara yang belum optimal akan dievaluasi dan diperbaiki,” jelas Sri.
Sebagai bentuk komitmen bersama, seluruh peserta yang hadir menandatangani nota kesepahaman sebagai simbol dukungan nyata dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh di Bumi Saijaan.