SURABAYA, RadarBanua ~ Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga /Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja dari Komisi IX DPR RI, menggelar sosialisasi program Bangga Kencana bersama mitra kerja di Graha erwe lima, Jl. Lidah Harapan XXXI, kel. Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Sabtu pagi (25/10/2025).
Kegiatan yang diinisiasi bersama Anggota Komisi IX DPR RI, Dra. Lucy Kurniasari ini mendapat sambutan antusias. Warga merasa lebih memahami, konsultasi kesehatan, hingga edukasi mengenai pentingnya membangun keluarga berkualitas untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Selain diikuti ratusan peserta, kegiatan itu juga mendatangkan beberapa narasumber, yaitu Sunarto selaku Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kemendukbangga, Amanda Aprillia Surya Ningtyas, S.IP selaku Ketua Tim Kerja Pengendalian ZI WBK/WBBM dan SPIP Penata KKB Ahli Muda Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, dr. Atiek Tri Arini, M.Kes., selaku Kepala Bidang Dalduk KB KS Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) Kota Surabaya.
Kegiatan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB. Selanjutnya, sosialiasi diisi oleh para pemateri atau narasumber tentang Sosialisasi program Bangga Kencana. Diantaranya, disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR RI Dra. Lucy Kurniasari
Dalam penjelasannya, dukungan DPR RI terhadap Program Bangga Kencana sebagai upaya membangun keluarga Indonesia yang sehat, berkualitas, dan sejahtera. Dalam sosialisasi di Surabaya, beliau menekankan pentingnya peran keluarga dalam menyiapkan generasi emas 2045 dan menurunkan angka stunting melalui sinergi lintas sektor. Sebagai langkah percepatan, BKKBN bersama mitra kerja meluncurkan Program 5 Quick Win, yang mencakup: pendampingan keluarga berisiko stunting, peningkatan layanan KB, pemanfaatan data keluarga, penguatan Kampung KB, serta integrasi layanan KB dan kesehatan reproduksi.
“Program ini menjadi strategi kunci dalam mewujudkan keluarga yang tangguh dan berdaya saing.Sementara itu, dalam sambutannya Drs. Sukaryo Teguh Santoso mengatakan strategi penggerakan masyarakat perlu dilakukan secara kolaboratif, melalui pendekatan komunikasi yang efektif, pemberdayaan kader, serta penguatan jaringan kelembagaan di daerah. pentingnya membangun kesadaran bahwa program Bangga Kencana bukan hanya tanggung jawab BKKBN semata, melainkan menjadi gerakan bersama dalam mewujudkan keluarga berkualitas dan generasi unggul”. Jelasnya.
Sementara itu, Sunarto mengatakan “komunikasi publik adalah kunci keberhasilan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting. Dengan strategi yang inklusif, edukatif, dan berbasis data, BKKBN membangun kolaborasi aktif bersama media, mitra kerja, dan masyarakat untuk menyebarkan pesan pembangunan keluarga secara luas dan tepat sasaran. Komunikasi yang kuat bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menggerakkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan keluarga Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Selain itu, BKKBN terus mendorong inovasi dalam penyampaian informasi publik, termasuk pemanfaatan teknologi digital dan media sosial untuk menjangkau generasi muda dan kelompok rentan. Kampanye yang kreatif dan berbasis komunitas menjadi sarana efektif dalam membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya perencanaan keluarga, kesehatan reproduksi, dan pencegahan stunting sejak dini. Dengan pendekatan ini, komunikasi publik tidak hanya menjadi alat penyebaran informasi, tetapi juga penggerak perubahan sosial di tingkat akar rumput..” jelasnya.
Sementara itu, Amanda menambahkan “Dalam mendukung Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting, BKKBN Jawa Timur terus memperkuat tata kelola organisasi melalui penerapan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM. Melalui penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BKKBN memastikan seluruh program berjalan secara akuntabel, transparan, dan berorientasi pada hasil. Selain itu, peran Penata KKB di lapangan terus dioptimalkan sebagai garda terdepan dalam mendampingi keluarga, memberikan edukasi, dan memastikan intervensi program tepat sasaran. Upaya ini sejalan dengan semangat reformasi birokrasi dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang pembangunan keluarga dan kesehatan reproduksi.” Tambahnya.
